Harga Minyak Naik disaat Pengetatan Pasar Melebihi Sentimen Penghindaran Risiko
Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita
Harga minyak naik tipis pada hari Rabu (27/9) ditengah pengetatan pasar yang cepat melebihi penguatan dolar dan sentimen penghindaran risiko (risk-off) di pasar keuangan yang lebih luas yang didorong oleh kemungkinan suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
West Texas Intermediate naik menuju $91 per barel setelah ditutup naik 0,8% pada hari Selasa. Premi untuk barel minyak jangka pendek AS mendekati level tertinggi dalam lebih dari setahun setelah melonjak selama seminggu terakhir, yang mengindikasikan adanya defisit pasokan.
Minyak telah melonjak 28% sejak akhir Juni, yang merupakan kenaikan kuartalan terbesar sejak awal tahun 2022, karena pembatasan pasokan dari pemimpin OPEC+ Arab Saudi dan Rusia. Reli ini telah menghidupkan kembali pembicaraan tentang minyak mentah senilai $100 per barel, namun kenaikan tersebut terhenti selama seminggu terakhir.
American Petroleum Institute yang didanai industri melaporkan bahwa stok minyak mentah AS meningkat pada minggu lalu, namun persediaan di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma, menurun, menurut seseorang yang mengetahui data tersebut. Angka resmi dari Administrasi Informasi Energi akan dirilis pada Rabu malam.
Reli mata uang AS membuat minyak lebih mahal bagi banyak pembeli. Nilai tukar dolar telah meningkat lebih dari 5% sejak pertengahan Juli ke level terkuat sejak awal Desember.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman November naik 0,3% menjadi $90,70 per barel pada pukul 8:28 pagi waktu Singapura.
Minyak mentah Brent untuk penyelesaian bulan November naik 0,3% menjadi $94,27 per barel. (Arl)
Sumber : Bloomberg