Berita

Market Review, Jumat 15 Maret 2024

Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita

Nikkei

Saham-saham Jepang beragam karena harga minyak yang mendekati level tertingginya dalam empat bulan mengangkat perusahaan-perusahaan terkait komoditas di Topix, sementara kekhawatiran suku bunga AS menyeret turun saham-saham teknologi di Nikkei 225.

Indeks Topix naik 0,3% menjadi 2,670.80 pada penutupan pasar di Tokyo. Indeks Nikkei 225 turun 0,3% menjadi 38.707,64.

Toyota Motor memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan Topix, naik 1,2%. Dari 2.150 saham dalam indeks tersebut, 1.233 saham menguat dan 827 saham melemah, sedangkan 90 saham stagnan.

Indeks Topix dan Nikkei 225 keduanya turun lebih dari 2% minggu ini setelah kenaikan harga produsen AS yang lebih besar dari perkiraan mendorong lonjakan 10 basis poin dalam imbal hasil Treasury pada hari Kamis dan kemerosotan saham teknologi. Investor di Tokyo tetap gelisah di tengah meningkatnya spekulasi Bank of Japan akan menaikkan suku bunganya yang pertama sejak tahun 2007 pada awal minggu depan.

Hang Seng

Saham-saham Hong Kong berakhir melemah tajam pada hari Jumat (15/3) setelah data inflasi AS yang melampaui perkiraan sehingga memicu kekhawatiran mengenai penurunan suku bunga Federal Reserve.

Indeks Hang Seng merosot 1,42% atau 240,77 poin menjadi 16.720,89.

Indeks Harga Saham Gabungan Shanghai menguat 0,54% atau 16,40 poin menjadi 3.054,64, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan Shenzhen di bursa kedua Tiongkok bertambah 0,94% atau 16,58 poin menjadi 1.774,68.

Emas

Harga emas turun untuk hari kedua pada hari Jumat (15/3) karena dolar terus menguat setelah laporan sehari sebelumnya menambah pesimisme penurunan suku bunga akan segera terjadi.

Emas untuk penyerahan April ditutup turun US$6,00 menjadi menetap di US$2,161.50 per ounce.

Harga logam tersebut turun dari rekor tertinggi minggu ini setelah indeks harga konsumen dan indeks harga produsen AS naik lebih dari perkiraan bulan lalu, masih jauh dari target inflasi Federal Reserve sebesar 2%, menghilangkan harapan bank sentral siap untuk mulai melakukan pemotongan suku bunga.

"Emas ... tetap tangguh, mempertahankan sebagian besar kenaikan kuatnya baru-baru ini meskipun dolar dan imbal hasil menguat menyusul laporan CPI dan PPI yang lebih kuat dari perkiraan minggu ini. Awal bulan ini, spekulan mengumpulkan posisi beli besar yang kini dipertahankan, Saxo Bank mencatat.

Dolar diperdagangkan lebih tinggi pada awal sesi, dengan indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,13 poin menjadi 103,49.

Imbal hasil Treasury naik tipis, dengan obligasi dua tahun AS terakhir terlihat naik 1,7 basis poin menjadi 4,732%, sedangkan obligasi 10 tahun membayar 4,309%, naik 0,9 basis poin.

Minyak

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup lebih rendah pada hari Jumat (15/3), turun dari level tertinggi dalam empat bulan setelah Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan pihaknya memperkirakan persediaan global akan mengetat pada tahun ini karena pengurangan produksi OPEC+.

Minyak mentah WTI untuk pengiriman April ditutup turun US$0,22 menjadi menetap di US$81,04 per barel, setelah naik ke level tertinggi sejak 6 November sehari sebelumnya, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, yang menjadi patokan global, terakhir terlihat turun US$0,06 menjadi US$85,36.

Penurunan ini terjadi ketika para pedagang mengambil keuntungan menjelang akhir pekan menyusul pandangan bullish dari Badan Energi Internasional pada hari Kamis, yang menaikkan perkiraan permintaannya sambil memperingatkan jika OPEC+ melanjutkan pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga tahun 2024, maka persediaan global akan turun tahun ini, namun bisa mulai meningkat jika dicabut pada akhir bulan Juni.

"WTI dan Brent mencapai level tertinggi dalam empat bulan, menembus level resistensi utama setelah IEA mengubah perkiraan pasokan/permintaan tahun 2024 menjadi defisit di tengah pengurangan produksi yang berkepanjangan dari OPEC+," kata Saxo Bank.

Seiring dengan pemotongan produksi OPEC+, risiko geopolitik juga mendukung harga karena ketegangan di Timur Tengah terus berlanjut seiring dengan perang Rusia terhadap Ukraina. Ukraina terus melakukan serangan terhadap kilang-kilang Rusia, yang berpotensi mengurangi ekspor produk olahan negara tersebut.

background-shape background-shape background-shape background-shape background-shape background-shape