Market Review, Rabu 4 Oktober 2023
Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita
Nikkei
Saham Tokyo berakhir melemah tajam pada hari Rabu (4/10), memperpanjang penurunan di Wall Street karena kenaikan imbal hasil Treasury AS memicu kekhawatiran bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Indeks acuan Nikkei 225 turun 2,28 persen, atau 711,06 poin, menjadi 30.526,88, sedangkan Indeks Topix yang lebih luas tergelincir 2,49 persen, atau 56,58 poin, menjadi 2.218,89.
Hang Seng
Saham-saham Hong Kong ditutup melemah untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Rabu (4/10) karena kenaikan imbal hasil obligasi memicu kekhawatiran Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk lebih lama.
Indeks Hang Seng turun 0,78 persen atau 135,38 poin pada level 17.195,84.
Pasar Tiongkok Daratan ditutup untuk hari libur.
Emas
Emas tidak mampu mempertahankan kenaikan awal pada hari Rabu (4/10), yang jatuh selama delapan sesi bahkan saat dolar turun dari level tertingginya dalam 11 bulan yang diikuti juga oleh imbal hasil obligasi pemerintah.
Emas untuk pengiriman Desember ditutup turun $6,70 menjadi $1.834,80 per ons,
Penurunan ini terjadi bahkan ketika hambatan yang mendorong harga logam mulia ke level terendah sejak Maret mereda, dengan dolar dan imbal hasil (yield) melemah meskipun ada laporan yang menunjukkan sektor swasta AS hanya menambah 89.000 pada bulan lalu, di bawah ekspektasi kenaikan sebesar 150.000, menurut Marketwatch.
"Emas terus merosot lebih rendah yang jatuh selama delapan sesi beruntun dalam aksi jual paling brutal selama setahun terakhir," kata Saxo Bank.
Sementara indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,18 poin dari level tertinggi 11 bulan menjadi 106,82, membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli internasional.
Imbal hasil Treasury juga menurun, menjadi bullish bagi emas karena tidak menawarkan bunga. Surat utang AS bertenor dua tahun terakhir terlihat membayar 5,109%, turun 7,5 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 5,1 basis poin menjadi 4,753%.
Minyak
Minyak berjangka turun tajam pada hari Rabu (4/10), dengan harga minyak AS berada pada level terendah sejak akhir Agustus.
Sementara Edward Moya, yang merupakan analis pasar senior di OANDA mengatakan, "Keadaan pasar minyak saat ini karena tekanan ekonomi global yang disebabkan oleh melonjaknya imbal hasil obligasi," hancurnya permintaan minyak mentah akan terjadi pada kuartal ini, namun penurunan harga ini akan terbatas mengingat risiko guncangan lebih lanjut terhadap pasokan serta percepatan kembali perekonomian AS," katanya.
Minyak mentah West Texas Intermediate bulan November kehilangan $5,01, atau 5,6%, menjadi $84,22 per barel di New York Mercantile Exchange. Itu adalah penyelesaian bulan depan terendah sejak 31 Agustus, menurut data FactSet.