Market Review, Selasa 7 November 2023
Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita
Nikkei
Saham Tokyo berakhir lebih rendah pada hari Selasa (7/11) setelah kenaikan kuat pada hari sebelumnya, berlawanan dengan reli AS terkait dengan berkurangnya kekhawatiran terhadap pengetatan moneter.
Indeks acuan Nikkei 225 turun 1,34 persen, atau 436,66 poin, menjadi berakhir pada 32.271,82, sedangkan Indeks Topix yang lebih luas kehilangan 1,17 persen, atau 27,55 poin, menjadi 2.332,91.
Hang Seng
Saham-saham Hong Kong turun lebih dari satu persen pada hari Selasa (7/11) karena aksi ambil untung (profit-takers) setelah reli tiga hari yang kuat, sementara para pedagang juga mempertimbangkan data perdagangan yang beragam dari Tiongkok.
Indeks Hang Seng merosot 1,65 persen atau 296,43 poin ke level 17.670,16.
Indeks Shanghai Composite sedikit lebih rendah, turun 1,14 poin pada level 3.057,27, dan Indeks Shenzhen Composite di bursa kedua Tiongkok bertambah 0,17 persen, atau 3,25 poin, ke level 1.918,22.
Emas
Harga emas turun pada hari Selasa (7/11) karena kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah yang tinggi, seiring memudarnya pembelian aset-aset safe-haven pada meredanya kekhawatiran atas perang Timur Tengah yang lebih luas.
Emas pengiriman Desember ditutup turun $15.100 menjadi $1.973,50 per ons.
Penurunan ini terjadi karena dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah yang tinggi mengalihkan investasi ke tempat lain, sementara aksi profit taking juga melemahkan harga logam.
"Lonjakan imbal hasil Treasury yang lebih tinggi kembali memicu aksi profit taking tambahan pada emas," kata Saxo Bank.
Namun imbal hasil Treasury turun pada sore hari, dengan imbal hasil obligasi dua tahun AS terakhir terlihat turun 1,7 basis poin menjadi 4,907%, sedangkan obligasi 10 tahun membayar 4,554%, turun 9,5 basis poin.
Dolar menguat, membuat emas lebih mahal bagi pembeli internasional. Indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,32 poin menjadi 105,53.
Minyak
Harga minyak berjangka turun pada hari Selasa (7/11), dengan harga minyak AS berada pada level terendah dalam tiga setengah bulan.
Kekhawatiran terhadap prospek ekonomi "mengalahkan" prospek Rusia dan Arab Saudi yang mendorong pengurangan produksi mereka hingga tahun 2024, kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets Inggris. "Ekspor Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan pada bulan Oktober telah menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi global sedang berada dalam wilayah stagflasi, dengan sedikit prospek untuk membaik," katanya.
Minyak mentah West Texas Intermediate bulan Desember turun $3,45, atau 4,3%, menjadi $77,37 per barel di New York Mercantile Exchange. Itu adalah penyelesaian kontrak bulan depan terendah sejak 21 Juli, menurut Dow Jones Market Data.